Selasa, 25 Oktober 2011

Menangkal Pikiran Konspirasi Dangkal

Profesional dan Tulus. Itulah yang selalu penting menjadi landasan berbuat sesuatu terkait profesi. Pemikiran dengan landasan berpikir jurnalistik penting untuk menyingkirkan kepentingan dengki. Tak boleh ada sebersitpun niat untuk memusuhi atau menolak keberadaan sesosok penggagas karya. Tapi rupanya orang punya pemikiran lain. Segala argumen yang teruntuhkan oleh dalil-dalil dan nilai-nilai jurnalistik justru dianggap menjadi tembok tebal. Tembok yang dianggap sengaja dibangun untuk menghalangi segala pemikiran dan ide. Tidak boleh sedikitpun terbersit dengki, mas…..

Sepenggal gagasan ataupun ide untuk sebuah karya jurnalistik, sepatutnya punya news judgment yang kuat. Berdiskusi dalam ide dan gagasan merupakan jalan uji kelayakan. Berdebat dan berbeda pendapat tentu merupakan bagian dari pertarungan gagasan tersebut. Ketika gagasan itu runtuh dalam perdebatan dan tidak mampu dipertahankan, kita harus legowo. Bisa saja, kejadian ini akan terus berulang. Inilah bagian dari menguji kesahihan dan kemampuan seseorang untuk menawarkan sebuah karya berkualitas. Bila berkali-kali gagasan itu gagal, dan mudah diruntuhkan, sepatutnya mencari tahu dengan melakukan refleksi diri. Bukan kemudian ketika gagal dan selalu ditampik, lantas memiliki pemikiran konspiratif: Tembok tebal itu seolah sengaja dibangun untuk menangkal gagasan orang lain.

Kualitas akan teruji. Jam terbang dan bergulirnya roda serta berputarnya waktu akan menjawabnya. Mata orang tidak terpejam, ketika melihat sesuatu yang indah dan memang punya kualitas untuk membangkitkan hidup tetap berdenyut. Beda halnya, bila melihat sesuatu yang selalu buruk dan kuyu layu. Artinya, tak mampu bertahan untuk menjaga diri tetap berdiri tegak dengan tengadah. Orang akan melihat sesuatu dari luarnya lebih dulu. Isinya akan dilihat bila orang sudah tertarik dari kemasan. Bila kemasan dan kualitas sudah terlihat dari luar, orang akan merasa yakin kualitas isinya. Dan, karya yang akan membuktikannya. Bukan omongan dan pemikiran konspirasi. 

Tulisan ini terlahir, setelah sebuah peristiwa terselubung tercetus dalam sebuah pertemuan. Bekerja dan berkarya tidak akan pernah menumbuhkan sebuah kualitas dan kreatifitas bila selalu berpikir konspiratif. Capek!! Melelahkan!! Pikiran-pikiran yang tidak produktif tak akan membantu seseorang untuk menunjukkan sebuah karya dan kualitas pada dirinya. Buat apa kita berlelah dan bermandi peluh hanya untuk sebuah tindakan yang sia-sia. Pemikiran semacam itu justru akan menjerumuskan seseorang pada bom waktu. Suatu ketika, kita tak akan mampu lagi berpikiran konspirati, dan saat itulah denyut nadi kita berhenti, tak mampu meneruskan kehidupan yang penuh naïf.

Marilah kita Menangkal Pikiran Konspirasi Dangkal… Bangunlah Pikiran Bersih dan Jernih untuk berkarya lebih indah dan berkualitas….

Malam telah larut, membuai pikiranku lebih ringan untuk beristirahat.. Esok hari karya telah menanti…