Kamis, 27 September 2012

Homeschooling vs Sekolah Reguler



Apa persamaan dan perbedaan homeschooling dibandingkan sekolah pada umumnya?

Persamaan:

    * Sekolah dan homeschooling merupakan model pendidikan anak.
    * Sekolah dan homeschooling bertujuan untuk mencari kebaikan bagi anak-anak.
    * Sama-sama dapat mengantarkan anak-anak pada tujuan pendidikan.

Perbedaan:

    * Sistem di sekolah terstandardisasi, sistem di homeschooling customized sesuai      kebutuhan anak dan kondisi keluarga
    * Pengelolaan di sekolah terpusat (kurikulumnya diatur), pengelolaan homeschooling tergantung orang tua (orang tua memilih sendiri kurikulum dan materi ajar untuk anak)
    * Jadwal belajar di sekolah telah tertentu, jadwal belajar homeschooling fleksibel tergantung kesepakatan orang tua-anak.
    * Tanggung jawab pendidikan sekolah didelegasikan orang tua kepada guru dan sekolah, pada homeschooling tanggung jawab sepenuhnya ada di orang tua.
    * Di sekolah, peran orang tua relatif minimal karena pendidikan dijalankan oleh sistem dan guru; pada homeschooling peran orang tua sangat vital dan menentukan keberhasilan pendidikan anak.
    * Pada model belajar di sekolah, sistem sudah mapan dan orang tua tinggal memilih/mengikuti; homeschooling membutuhkan komitmen dan kreativitas orang tua untuk mendesain dan melaksanakan homeschooling sesuai kebutuhan anak.



Masa depan anak homeschooling

Pintu masuk untuk memasuki sebuah profesi adalah keahlian (expertise) dalam bidang tertentu. Dalam sistem yang umum, salah satu tanda keahlian ditandai dengan ijazah/sertifikat dari sebuah jenjang pendidikan tertentu. Selain ijazah, ukuran sebuah keahlian yang lain adalah hasil karya (output) yang dihasilkan.

Jika ijazah dari Perguruan Tinggi yang menjadi kebutuhan, praktisi homeschooling dapat mengikuti ujian kesetaraan (Paket A, B, C) dan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi seperti pendikan reguler pada umumnya.

Jika sertifikat yang menjadi pintu profesi, praktisi homeschooling dapat mengikuti kursus dan program sertifikasi yang banyak diselenggarakan oleh asosiasi profesi atau perusahaan swasta tertentu. Banyak profesi di bidang komputer, bahasa, seni, dan keahlian-keahlian lain yang dapat berawal dari standar sertifikasi profesi tertentu.

Selain dua pintu profesi di atas, semakin banyak profesi-profesi yang berkembang berdasarkan output. Perusahaan swasta pun semakin menghargai "portofolio karya/kemampuan" daripada sekedar ijazah. Sebagian besar profesi-profesi berdasarkan karya/kemampuan adalah profesi di dunia modern. Profesi-profesi berorientasi output itu semakin luas dan memiliki masa depan yang cerah misalnya: bisnis, komputer, marketing, fotografi, entertainment, tulis-menulis, desain, dan sebagainya.

Pada akhirnya, yang dinilai adalah output. Homeschooling memiliki potensi besar untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian anak-anak karena sifat pendidikan homeschooling yang customized dan didesain khusus memenuhi kebutuhan anak.


Apakah homeschooling mahal atau murah

Setting homeschooling sangat tergantung pada keluarga penyelenggara homeschooling. Berbeda dengan sekolah, di mana orang tua harus mengeluarkan sebuah biaya tetap yang telah ditetapkan (biaya gedung, seragam, buku, iuran bulanan, dsb), para praktisi homeschooling memiliki fleksibilitas untuk menentukan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk anak-anak.

Isu homeschooling bukan pada biaya yang harus dikeluarkan untuk pendidikan anak, tetapi pada komitmen dan kreativitas untuk menjalankan homeschooling. Dengan biaya minimum, Anda dapat menjalankan homeschooling dengan kreativitas Anda.

Yang pasti, homeschooling tidak gratis karena Anda tetap membutuhkan materi-materi untuk pendidikan anak-anak Anda dan memperkaya pengetahuan Anda. Homeschooling dapat menjadi murah kalau Anda dapat memanfaatkan sumber daya yang sudah Anda miliki sendiri, misalkan barang-barang yang di rumah, keluarga, teman, tetangga, dan fasilitas-fasilitas umum yang ada di sekitar Anda. Anda tidak harus membeli, tetapi dapat meminjam, membeli barang bekas, melakukan daur-ulang (recycle), dan sebagainya.

Yang penting bukanlah mahal-murah, tetapi sejauh mana Anda dapat menyediakan sarana untuk bahan pendidikan anak-anak dan mencapai tujuan pendidikan anak-anak Anda.



Kelebihan dan Kekurangan HS

Kelebihan homeschooling:

    * Customized, sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
    * Lebih memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan dalam model sekolah umum.
    * Memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan di sekolah.
    * Lebih siap untuk terjun di dunia nyata (real world) karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
    * Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga. Relatif terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, drug, konsumerisme, pornografi, mencontek, dsb).
    * Kemampuan bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical socialization).
    * Biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan keadaan orang tua



Kekurangan homeschooling:

    * Butuh komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua
    * Sosialisasi seumur (horizontal socialization) relatif rendah dibandingkan anak sekolah karena anak homeschooling lebih terekspos dengan sosialiasi lintas umur (vertical socialization).
    * Ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan kepemimpinan.
    * Perlindungan orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi.


Mana yang lebih baik antara homeschooling dan sekolah reguler?

Semua sistem pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan. Satu sistem sesuai untuk kondisi tertentu dan sistem yang lain lebih sesuai untuk kondisi yang berbeda. Daripada mencari sistem yang super, lebih baik mencari sistem yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan kondisi kita.

Sistem pendidikan anak melalui sekolah memang umum dan sudah dipraktekkan selama bertahun-tahun lamanya. Saat ini, pendidikan melalui sekolah menjadi pilihan hampir seluruh masyarakat.

Tetapi sekolah bukanlah satu-satunya cara bagi anak untuk memperoleh pendidikannya. Sekolah hanyalah salah satu cara bagi anak untuk belajar dan memperoleh pendidikannya. Sebagai sebuah institusi/sistem belajar, sekolah tidaklah sempurna. Itulah sebabnya, selalu ada peluang pembaruan untuk memperbaiki sistem pendidikan; baik di level filosofi, insitusi, approach, dan sebagainya.

Sebagai sosok yang bertanggung jawab untuk mengantarkan anak-anak pada masa depannya, orang tua memiliki tanggung jawab sekaligus pilihan untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Homeschooling menjadi alternatif pendidikan yang rasional bagi orang tua; memiliki kelebihan dan kekurangan inheren di dalam sistemnya.

Tugas kita sebagai orang tua adalah memastikan bahwa kita telah memberikan yang maksimal untuk anak-anak kita, dengan segala batasan (constraint) yang kita miliki.



Sumber FAQ

Homeschooling" Untung dan Rugi"

Pendidikan homeschooling seperti school home kak seto sangat penting bagi kita yang ingin menjadi manusia penuh dengan ilmu. Pada dasarnya pendidikan home school adalah proses dimana kita memperoleh ilmu dengan cara apapun itu, dan pendidikan home schooling kak seto tak hanya melulu berhubungan dengan rutinitas sekolah. Pendidikan bisa juga didapat di luar lingkungan sekolah, seperti dirumah, dalam pergaulan dan berinteraksi sebagai mahluk sosial. Hanya saja pendidikan school home yang notabene didapat di bangku sekolah ini, kini sedikit berubah mengikuti kemajuan jaman dan teknologi. Memperoleh pendidikan homeschooling kak seto dan mengikuti kurikulum yang sudah ditentukan oleh pemerintah, tidak harus datang ke sekolah.Sistem yang kini sedang berkembang di Indonesia yaitu, home schooling (sekolah di rumah) atau istilah lainnya home education atau home-based learning atau home school. Homeschooling ini sebenarnya sama saja dengan menyerahkan tanggung jawab pendidikan school home pada keluarga atau orangtua yang bersangkutan.Homeschooling yang artinya sendiri adalah belajar di rumah, sudah pasti melakukan kegiatan pendidikan dalam lingkungan rumah. Ini bukan berarti orang tua saja yang mengajari atau mendidik anak-anaknya, mereka bisa memanggil guru privat yang dirasa cocok untuk mata pelajaran tertentu dan juga bisa melalui pengambilan kursus ataupun les, seperti home schooling kak seto.Keberadaan homeschooling kak seto sudah diatur dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27 ayat 1, yang berisikan kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.Dengan adanya aturan tersebut, homeschooling kak seto bukan sebuah sistem pendidikan yang dibuat-buat (rekayasa), karena pada dasarnya keluarga memiliki hak dan kewajiban besar dalam membentuk seorang anak menjadi pribadi yang potensial.Layaknya sebuah sistem pendidikan home schooling kak seto yang tidak biasa, pastinya belajar dengan cara home school kak seto akan ada plus minusnya. Keuntungan home school kak seto adalah si anak akan mendapatkan fokus perhatian penuh karena hanya dia yang diajari tanpa ada siswa lain seperti di sekolah pada umumnya. Dan ini juga akan mengajarkan si anak menjadi pribadi yang mandiri, tidak ada yang bisa dijadikan teman sekelompok, ia harus berusaha mencari tahu sendiri, hal ini akan meningkatkan daya kreativitasnya. Anak homeschooling akan lebih rentan dari pergaulan yang menyimpang, seperti kebiasaan mencontek, tawuran, dan drugs.Di balik kelebihan tadi, pastinya ada kekurangan yang harus diwaspadai. Hal yang paling ditakutkan dalam homeschooling adalah, kurangnya kemampuan berinteraksi sosial untuk si anak. Karena itu dibutuhkan komitmen yang tinggi orang tua untuk bisa membantu si anak berinterkasi. Setelah homeschooling seperti di school home kak seto, si anak harus diajak bersosialisasi seperti bermain di lingkungan rumah dengan teman sebayanya, ataupun jalan-jalan ke tempat rekreasi sekaligus mengenalkan tentang dunia luar. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan si anak sulit bekerja dalam team work.Satu hal lagi yang menjadi kekhawatiran sistem homeschooling, yaitu masa depan si anak dalam memperoleh pekerjaan atau profesi. Karena untuk memperoleh pekerjaan, sudah pasti memerlukan ijazah ataupun sertifikat kelulusan, yang menjadi gambaran sejauh mana kemampuan seorang anak memperoleh ilmu selama ia menempuh pendidikan. Tapi dengan semakin berkembangnya homeschooling di Indonesia, anak hasil homeschooling bisa mengikuti ujian kesetaraan paket A, paket B, dan paket C, yang nantinya bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi. (pk-11)

Disadur dari sebuah blog di Maya...

September "bukan" Ceria


Satu bulan ini, betul-betul menjadi hari yang amat kurang menyenangkan.. Mungkin Tuhan sedang menegurku..

Pertama rotasi posisiku dari sebuah program yang sudah aku geluti selama kurang lebih empat tahun, kini harus diserahkan kepada orang lain. Program tiga jam itu sungguh seperti sudah mendarah daging di tubuhku. Tapi entah... sebagai prajurit memang harus menerima apapun perintah komandan. Aku digeser ke program baru, yang sama sekali tidak menjadi habitku. Dan, menurutku ini bukanlah tantangan.. Pekerjaanku menjadi seolah ringan.. atau mungkin.... akupun memutar pikiranku menjadi ringan dan positif. Aku memang dibutuhkan untuk program ini menjadi berwarna dan berbobot. Yah, semoga itu benar dan aku bisa berkarya menjadi lebih baik.. ketimbang aku harus meratapi rotasi ini.....

Kedua, sebuah kejadian tak mengenakkan sungguh mengagetkanku beberapa hari lalu. Di hari Ahad aku bersama keluarga.. anak dan istriku ingin meluangkan waktu untuk berlibur dengan mengisi waktu berolahraga. Kami pun semangat empat lima berangkat berolahraga renang, setelah sebelumnya kami berjalan-jalan sejenak untuk berbelanja di sebuah mall. Tempat berenang itu ada di Taman Tirta Pulo Mas... lokasi tak jauh dari rumah kami. Musibah pun menimpa kami tatkala kami tengah berbelok di pertigaan menuju lokasi yang hanya berjarak kurang dari lima puluh meter... Sebuah mobil tiba-tiba melaju mundur dar arah samping kanan kami saat di belokan. Dan.. Bruuuukkk... Mobil itu sempat membuat buyar perhatian kami, dan sungguh mengagetkan ketika mobil tergoyang kencang. Sontak emosiku terbangun, lalu aku turun dari mobil sambil memperhatikan si pengemudi mobil yang menubrukku. Rupanya dia keluar mobil dan meminta maaf lalu mengajak damaii. Oooh...oh... tidak bisa.... Anda salah, anda harus mengganti, atau urusan sama polisi.. rupanya dia ciut dan beriktikat baik karena memang bersalah. Akhirnya mobilku dibetulkan ke bengkel atas biaya pertanggungjawaban si pengemudi dan semoga rampung secepatnya, karena masih di bengkel saat kuketik ini.

Ketiga, belum rampung urusan mobil kelar.. eh ada saja urusan lain yang tak kalah beratnya. Sidak PLN menemukan meteran listrik di rumahku bermasalah. Meteran itu ternyata dipasang jumper oleh pemilik rumah lama. Aku sungguh tidak mengerti, niat amat si pemilik rumah lama sebelum aku memasang penghambat meteran agar biaya murah. Ini yang merugikan negara. Tapi, ulah pemilik rumah lama inilah jadi buah simalakama buatku. Di depan petugas aku berupaya meyakinkan kalau aku tidak melakukan perbuatan itu. Aku ngerti hukum dan masih memiliki nurani. Rupanya itu tak mampu meyakinkanku. Si petugas bilang ya bapak tetap harus ke kantor, dan memenuhi denda yang sudah ada rumus dan ketentuannya. Wadhuh, ada denda... dan permintaan maaf pun tak mempan. Sampai di kantor PLN, sungguh aku kaget ketika data yang diberikan, aku harus membayar denda dua digit alias 10 juta rupiah. Woalah... duit dari mana saya harus bayar denda sebesar itu ??? anakku saja sampai sejauh ini mau masuuk sekolah dasar masih harus nabung je.. kok malah ada urusan begini.. mobil yang ditabrak aja juga belum rampung urusane... duhhhh.... apes-apes.....

*tepokjidat

Tapi ada satu hal positif yang terpetik dari peristiwa beruntun ini. Tuhan masih sayang sama hambanya ini. Tuhan masih mau mengingatkanku untuk tidak sombong dan egois. tuhan mengingatkanku untuk sebuah pertobatan.... bahwa di luar sana masih banyak persoalan yang harus kamu hadapi dengan kepala dingin. Aku diingatkan bahwa dalam bertindak dan berbuat atau mengambil keputusan itu harus berhati-hati... Kini, aku harus mengingat Teguran Dia.. dan mendekatkan diri kepada Dia... Kelak, rencana ini akan Indah pada akhirnya....