Kamis, 13 Juli 2017

PERTOBATAN SANG RAMPOK LEGENDARIS

ADALAH sebuah gereja tua di Timur Simpang Lima Semper, Jakarta Utara. Tempatnya tidak mencolok. Terselip di antara gudang dan hanggar truk besar tronton juga kontainer.

Gereja Paroki Salib Suci. Gereja ini memiliki banyak cerita. Salah satunya kisah Salib yang bertengger di dalam sebuah gua buatan manusia di sebelah gua Maria. 

Salib ini bentuknya biasa. Hampir ada di setiap gereja. Tapi Salib ini istimewa. Kenapa? Karena Salib ini buatan seorang Ignatius Waluyo alias Kusni Kasdut.

Barangkali sekarang tak banyak orang tahu sosok ini. Kita coba lambungkan ingatan pada masa silam. Menelisik lahirnya Salib dari tangan seorang perampok legendaris pada masanya.

----
Hidup melarat membuat Kusni terpersosok dunia kelam keparat. Namun dia sempat berubah untuk berjuang pada masa perang kemerdekaan. Hanya saja, kekecewaan masa perjuangan mengembalikannya pada masa kelam. Catatan hebatnya di dunia hitam adalah perampokan di Museum Gajah, yang letaknya tak jauh dari Istana Negara, dengan hasil 11 butir berlian.


Waluyo yang kemudian dikenal sebagai Kusni Kasdut, lahir di Blitar pada 1929. Masa kecilnya, seperti tertulis dalam buku Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia(1981), lebih banyak dihabiskannya di terminal. 

“Di masa kecilnya ia berkeliaran di terminal bis-kota Malang. Ia menjajakan rokok dan permen kepada para penumpang bis yang baru datang. Ibunya hidup menderita. Tinggal di daerah miskin Gang Jangkrik, Wetan Pasar, Malang." (Tirto.id -Red)

Beranjak Dewasa, Waluyo ikut berjuang melawan Belanda. Kakinya pernah tertembak dan membekas cacat. 

Menurut James Siegel, selama revolusi, Kusni Kasdut ini menyumbang tenaga dengan cara merampok orang-orang Tionghoa dan membagikan hasil jarahannya pada mereka yang terlibat dalam revolusi.

“Kusni, konon, tak tahu menahu dan tak mau tahu nasib hasil jarahannya. Ia menyumbangkan puluhan juta bagi revolusi,” kata Siegel dalam bukunya Penjahat Gaya (Orde) Baru: Eksplorasi Kejahatan Politik dan Kejahatan (2000).


Frustasi menderanya ketika gagal masuk korps tentara gara gara cacat semasa perjuangan.
Tak bisa jadi tentara, tak ada pekerjaan yang bisa menghidupinya padahal ia sudah menikah. Kusni kemudian memilih ke lembah hitam. Bersama teman-temannya. Mohamad Ali alias Bir Ali, juga Mulyadi dan Abu Bakar, mereka membikin kelompok perampok. Kusni didaulat sebagai pemimpin geng mereka.

Kusni kembali merampok. Jika sebelum 1950 ia merampok demi republik, kali ini ia menjadi perampok untuk hidupnya.

Ia merampok seorang hartawan Arab bernama Ali Badjened pada 11 Agustus 1953. Sang hartawan, yang hendak melawan, terbunuh oleh aksi komplotan Kusni ini.

Aksi geng rampok Kusni selanjutnya yang fenomenal adalah perampokan Museum Nasional Indonesia alias Museum Gajah yang di Merdeka Barat, Jakarta. Letaknya tak jauh dari Kantor Kementerian Pertahanan dan tak jauh dari Istana Merdeka, tempat tinggal Presiden Sukarno.

Dengan menyamar sebagai polisi dan memakai Jeep, Kusni dan gengnya memasuki museum pada 31 Mei 1961. Dalam aksinya yang mirip adegan film itu, para perampok menyandera pengunjung. Seorang petugas di museum ditembak dan komplotan Kusni berhasil kabur. Alhasil, 11 butir berlian berhasil digasak. Kusni pun jadi buronan lagi.

Ada lebih dari lima dakwaan hukuman menyeretnya ke kursi pesakitan. Kusni pun menjadi legendaris karena pada masanya dia berhasil tujuh kali kabur dari penjara. Ini mengalahkan rekor lima kali penjahat legendaris Jack Marsene asal Prancis.

Konon ia tidak ditangkap polisi. Pria ini bahkan dibincangkan punya kebal senjata. Makanya ketika itu dia diminta anaknya menyerah bukan tertangkap. Dan pada 16 Februari 1980 dia dihukum mati.

Namun sebelum Eksekusi, Kusni berkenalan dengan seorang pemuka agama Katholik. Mereka berkomunikasi hingga terjadi pertobatan dari balik penjara. Kusni menyandang nama Baptis Ignatius. Nisan kuburnya tak tertoreh nama Kusni Kasdut. Ini sebagai bentuk pertobatan sang spesialis perampok barang antik ini.

Sebagai pengabdiannya, Kusni membuat sejumlah karya seni berupa patung dan lukisan. Salah satunya Patung Salib di Gereja Salib Suci dan Lukisan Gereja Katedral dari gedebok (batang pisang) yang masih tersimpan rapi di Museum Katedral.

Salib seukuran tinggi manusia itu, sampai kini masih berdiri kokoh di satu sudut Gereja yang didirikan oleh YB Mangunwijaya. Sebuah gereja yang berjarak radius tak lebih dari 10 kilometer dari tepi laut di Tanjung Priok. Salib itupun dijadikan umat, sarana berdoa untuk pertobatan dan "museum".

Ini sepenggal sejarah Seni Kehidupan dan Karya Seni Rupa Seorang Kusni Kasdut.

Tugu, Cilincing Jakarta Utara - Juni 2017

TERTUNDANYA BUNGAH MEMBUNCAH

NOMOR Antrian ini mungkin tak ada indahnya untuk sebuah foto status. Tapi nomor antrian inilah yang membuatku bungah. Dada berdebar kencang lantaran duit cash lumayan bakal menebalkan dompet di kantong. Apalagi ketika duit makin tiris memasuki tengah bulan.

Kertas ini kuambil dari mesin nomor antrean Kantor BPJS Ketenagakerjaan Rawamangun, Jakarta Timur. Aku sedikit lega saat datang melihat orang mengantre hanya terhitung jari tangan.

Bagaimana tidak lega, aku datang siang bolong kisaran jam 12.00 WIB. Dalam bayanganku bakal penuh berjubel karena seorang teman mengingatkan datang subuh agar bisa di barisan depan. 

Hari itu aku juga diselamatkan cara pendaftaran online. Pak Satpam di depan kantor sempat menyuruhku pulang karena penarikan BPJS baru dibuka lagi besoknya. Tapi saat kujelaskan melalui online dan dokumen lengkap, Pak Satpam mengantarku masuk dan mengambil nomor antrean.

Ya. Itulah awal mula rasa bungahku membuncah. Awal ketika lolos lapis demi lapis pintu untuk mencairkan 10 persen dana Kepesertaan 10 Tahun, BPJS Ketenagakerjaan.

Ting tong... (bunyi pengeras suara), "Nomor Antrean A026 silakan ke loket Dua"..

Aku yang datang sumringah disambut hangat. Senyum si embak customer service - namanya aku lupa - , menyambutku dan menambah cair suasana. Nomor antrean kusodorkan untuk diambil dan disimpan.

Semua dokumen kuserahkan sesuai persyaratan yang dibutuhkan. Satu per satu diteliti tanpa ada masalah berarti. Si embak kemudian memintaku mengisi nomor rekening dan nama bank. 

Dengan semangat 45 aku torehkan di kertas. Saat menulis, si embak merapikan dokumen sembari berkata," setelah ini saya jelaskan hitung hitungan pajaknya ya pak... sudah tahu?" Akupun menjawab enteng sembari menyodorkan tulisan yang dia minta, "belum."

Disinilah semua bungah yang sumringah mendadak pupus sudah. Tatkala perempuan itu menjelaskan tentang hitung hitungan tanggungan pajak jaminan hari tua.

Ada dua macam potongan pajak, yakni potongan pajak tetap dan potong pajak progresif. Potongan pajak tetap diberikan untuk pengambilan penuh atau 100 persen bagi tenaga kerja yang sudah pensiun. Besarnya 5 persen. Syaratnya tidak pernah mengambil sama sekali selama masa kerja berjalan.

Nah untuk yang progresif inilah yang membuat jantungku sejenak berhenti. Aku yang tadinya senang bakal mendapat uang, malah dibuat berpikir ulang. Progresif dikenakan untuk klaim yang aku ajukan kategori kepesertaan 10 tahun untuj 10 persen dana.

Kesan awalnya memang enak. Setelah 10 tahu kepesertaan BPJS, kita boleh mengambil dana 10 persen. Inilah yang iseng iseng ingin aku ambil buat nebelin kantong di tengah bulan.

Alih alih itu, pajak yang harus kutanggung kelak membuat rugi membengkak. Pajaknya dikenakan bertahap sesuai angka simpanan akhir di masa pensiun. Saat pengambilan memang tidak kena pajak. Tapi saat pengambilan penuh akan diakumulasi semuanya. 

Pada simpanan kurang dari 50 juta akan dikenakan 5 persen, lalu pada simpanan 50 - 250 juta akan dipotong 15 persen, lalu 250 - 500 juta.. naik lagi dan seterusnya... Jadi kalau simpanan akhir tembus angka 400 juta misalnya, ya tiga potongan pajak itu akan diakumulasi.

Gede kan?? Gimana nggak bengong dan jantung mendadak macet. Lah yang diambil gak seberapa, nanti pas akhir pensiun potongannya banyak. 

"Jadi gimana Pak, apakah mau dilanjut?" kata si embak.

"Pinter juga ya aturan ini dibuat kesannya menyenangkan, tapi sebenarnya mencekik," timpalku. Perempuan itupun menjawab dengan senyuman. "Kalau tidak penting amat dan ada cara lain untuk menutup kebutuhan uang, ada baiknya dipikirkan ulang, pak." 

Tanpa pikir panjang, aku batalkan pengajuan klaim tersebut.

Kecewa. Pastinya. Tapi itu tak sebanding dengan pengetahuan yang kuterima dari seorang customer service itu. Toh aku memang tak terlalu kepepet untuk ambil uangnya. Aku hanya kepincut kisah seorang teman yang sudah berhasil memboyong duit klaim ini. Kisahnya, memang dia bercerita indahnya. Maklum saja, dia memang butuh duit. Jadi barangkali tak peduli dengan potongan pajak tersebut. 

Kuambil lagi semua dokumen. Kumasukkan ke dalam tas. Aku berpamitan dengan si embak dan pak satpam yang menyambutku di awal. Hujan rintik mengguyurku saat melenggang keluar kantor para pensiunan itu. Basah dan mendung justru membuatku teduh dan tenang. 

Rezeki sudah ada yang mengatur. Rezeki juga tidak akan pernah tertukar... Biarlah yang ini kelak untuk hari tua.. 

Rawamangun, Selasa 110717.

Jumat, 07 Agustus 2015

Bersepeda Membawa Nikmat

CARA BERSEPEDA YANG BAIK DAN BENAR 

Beberapa tahun belakangan ini, olahraga bersepeda semakin menjadi tren terutama di masyarakat perkotaan yang sudah jenuh dengan polusi dan kemacetan lalu lintas. Berbagai komunitas bersepeda tumbuh dengan pesat mulai dari sepeda balap, fixie, MTB, BMX, dan masih banyak lagi. Anda mungkin termasuk salah satu penggemar aktivitas bersepeda.

Para pakar yang berbicara dalam berbagai forum komunitas ditinjau dari segala aspek media dan teknis. Hal - hal berikut perlu diperhatikan dalam bersepeda sebagai berikut :

1. Pengendara harus minum air dam mineral ketika bersepeda dan sesudahnya. Untuk mengganti kalori yang dikeluarkan.
2. Latihan dilakukan secara bertahap, intensif dan teratur. disesuaikan dengan kondisi daya tahan tubuh.
3. Tidak melakukan latihan yang bersifat berlebihan, overdossis yang mengakibatkan kelelahan yang sangat.
4. Jarak tempuh yang disarankan untuk olahraga yang bersifat kebugaran adalah dibawah 20 kilometer, dianjurkan untuk latihan rutin untuk menjaga stamina sejauh 15 km saja dan dilakukan tidak lebih dari 3 kali seminggu.
5. Pemanasan mutlak dilakukan sebelum melakukan aktivitas bersepeda.
6. Jarak tempuh yang dilakukan untuk berolah raga yang ideal antara 40 km sekali jalan. Untuk mereka yang berusia 40 tahun ke atas, jarak tersebut idealnya ditempuh dengan kecepatan antara 22 - 27 km/jam. Bagi yg muda bisa lebih cepat lagi.
7. Kondisi tubuh harus dalam keadaan fit saat bersepeda, tidur yg cukup sebelumnya.
8. Posisi sadel harus lebih tinggi diatas kemudi sehingga ketika lengan memegang kemudi, otot tidak terlalu tegang dan bisa bergerak dengan leluasa.
9. Kaki bisa direntangkan lurus, sehingga telapak kaki menyentuh pedal dalam posisi rata.
10. Gunakan ujung kaki sebagai tumpuan untuk mendapatkan tenaga yang maksimum. Meskipun tubuh dalam posisi membungkuk, kepala harus tegak ke depan sehingga dapat melihat ke arah depan dengan baik.  Gunakan alat alat pengaman pada saat berkendara seperti helm dan lain-lain.


===========================================

10 Tips Bersepeda Lebih Baik dan Lebih Cepat

1.       Latihan Ketahanan Kardiovaskular
Pesepeda jarak jauh sangat membutuhkan latihan ketahanan kardio karena berkaitan dengan kemampuan menjaga energi dan performa otot selama berjam-jam bersepeda. Beberapa jenis latihan yang dimaksud adalah Long Slow Distance Training, Pace/Tempo Training, Interval Training, Circuit Training, dan Fartlek Training.
2.       Latihan Kekuatan Sprint
Anda pasti sering melihat para atlet sepeda memacu sepeda dengan kecepatan tinggi saat menjelang finish padahal sebelumnya kecepatan mereka sedang. Kemampuan tersebut memerlukan program latihan yang menghentak otot (Explosive exercise) untuk meningkatkan tenaga saat sprint mendadak. Jenis latihan yang disarankan adalah Squat dan Stair running (naik turun tangga).
3.       Karbohidrat Kompleks Dan Minuman Isotonik
Sebelum pertandingan, para atlet sepeda profesional mengkonsumsi karbohidrat kompleks yang lepas berkala untuk menjaga energi mereka tetap stabil dan menkonsumsi minuman berisotonik saat pertandingan untuk mensuplai cairan tubuh yang hilang akibat banyak berkeringat. Tingkatkan Tenaga & Stamina Serta Cegah Tubuh Anda Dari Dehidrasi Di Sini!
4.       Pastikan Jenis Sepeda Anda Sudah Tepat
Apapun jenis sepeda Anda, memilih sepeda yang cocok bagi Anda sangat penting untuk kenyamanan dan efisiensi bersepeda. Jika Anda merasakan sakit leher, punggung, lutut, atau mati rasa pada tangan atau kaki, maka bisa jadi sepeda atau komponen sepeda tidak cocok bagi Anda. Memilih sepeda yang tepat dapat meningkatkan efisiensi mengayuh dan aerodinamika sehingga membuat Anda mampu bersepeda lebih cepat.
5.       Jangan Lupakan Peregangan
Bersepeda melibatkan pergerakan berulang yang membutuhkan kelenturan dan keseimbangan otot yang prima. Karena itu peregangan otot sebelum bersepeda sangatlah penting. Pesepeda umumnya mengalami tegang otot hamstrings, hip flexors dan chest jika tidak melakukan peregangan sebelumnya.
6.       Latih Keterampilan Mengendalikan Bersepeda
Para atlet sepeda sangat ahli dalam mengendalikan sepedanya. Mereka bisa melaju dengan halus di tikungan, stabil saat turunan, dan selalu waspada akan berbagai kondisi jalan. Mereka bersepeda dengan perkiraan dan patuh terhadap aturan di jalan. Ikutlah pelatihan bersepeda atau bergabunglah dengan klub sepeda profesional untuk belajar keahlian mengendalikan sepeda.
7.       Jangan Bersepeda Sendirian
Bersepeda dengan partner atau tim sepeda sangat baik untuk meningkatkan keahlian Anda bersepeda. Strategi dan taktik dari sebuah tim sepeda sangat penting terutama saat pertandingan. Bergabunglah dengan klub sepeda yang sesuai dengan tingkat keahlian Anda.
8.       Istirahat Yang Cukup
Seorang atlet sepeda profesional sekalipun akan bersitirahat yang cukup untuk pemulihan kembali kondisi tubuhnya demi mencapai kembali performa puncak saat kembali bersepeda. Peregangan, pemijatan, dan tidur adalah bagian penting untuk pemulihan tubuh. Perhatikan tanda-tanda awal tubuh Anda dan segeralah beristirahat sebelum overtraining.
9.       Cross Training Saat Off Season
Latihan yang sama setiap hari dapat menyebabkan kondisi letih, stagnan, dan bosan. Jika bersepeda adalah olahraga utama Anda, melakukan berbagai jenis olahraga dan latihan lain saat off season sangatlah penting untuk menjaga kelenturan dan kelenturan otot, serta mencegah berulangnya cedera.
10.   Gunakan Kostum, Sepatu, Dan Helm Khusus Bersepeda

Bagi pemula, awal memakai kostum khusus bersepeda akan terasa aneh, namun kostum tersebut diciptakan untuk mendukung performa bersepeda. Kostum yang ketat bertujuan untuk meminimalisir hambatan angin. Warnanya yang menyolok membuat lebih mudah terlihat di jalan. Sepatu khusus bersepeda sangat membantu efisiensi bersepeda dan meningkatkan keselamatan. Lebih lagi helm khusus bersepeda hukumnya adalah wajib. Tidak ada atlet balap sepeda yang diperbolehkan bertanding tanpa mengenakan helm.

Yuk Bersepeda....








Tahun 2015 ini menjadi tahun pertama, aku kembali menggunakan sepeda. Kalau dulu, aku bersepeda untuk moda transportasi ke sekolah. Kini, sepeda yang kugunakan untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Tepatnya Olahraga. Dan bersepeda menjadi olahragaku kedua setelah lari yang sudah aku lakukan dua tahun terakhir. Sejumlah event telah kulewati. (Baca: Lari Membawa Nikmat)

Bersepeda adalah sebuah kegiatan rekreasi dan olahraga. Bersepeda juga bisa menjadi salah satu moda transportasi darat.  Banyak pesepeda yang melakukan kegiatan di berbagai macam medan. Bisa di bukit-bukit, medan yang terjal, maupun di medan datar untuk sekedar berlomba kecepatan.
Para olahragawan bersepeda profesional, namanya balap sepeda. Sementara orang yang mempergunakan sepeda sebagai moda transportasi rutin dapat disebut komuter. 
Penggunaan sepeda sebagai moda transportasi rutin, tidak hanya dilakukan pekerja di sektor non-formal, tetapi juga pekerja di sektor formal. Para pekerja di sektor formal yang menggunakan sepeda sebagai moda transportasi, kerap menyebut dirinya komunitas Bike To Work Indonesia (B2W Indonesia).
Selain para pekerja, sepeda juga banyak digunakan oleh anak sekolah. Selain karena menggunakan sepeda tidak membutuhkan biaya tambahan. Bersepeda juga dapat dilakukan di jalan yang kurang bagus sekalipun. Bersepeda bagi anak sekolah juga dapat mengurangi bahaya kecelakaan dalam berkendara.

|| eduardus karel dewanto ||

Kamis, 09 Juli 2015

Arti 'Good Eye' dalam Fotografi


http://images.detik.com/content/2015/07/10/1279/fotografer.jpg 


Kadang-kadang kita mendengar komentar seperti 'komponya bagus' atau 'matanya bagus'. Di dalam fotografi, memiliki mata yang bagus (good eye) artinya bisa mengenali hubungan antara elemen visual seperti titik, garis, bentuk di suatu pemandangan dan mengetahui posisi kamera yang paling bagus dan mengunakan jarak fokus lensa yang pas untuk membuat foto tersebut.

Selain itu, memiliki mata yang bagus berarti mampu mengenali dan mengidentifikasi sifat dan arah cahaya dan efeknya terhadap subjek foto. Tidak semua cuaca sama, di saat mendung, sifat cahayanya lembut, di saat cerah, sifat cahayanya keras.

Selain foto pemandangan, foto orang/portrait juga membutuhkan mata yang jeli. Posisi cahaya (matahari atau lampu studio) yang tidak tepat akan membuat foto menjadi tidak enak dipandang. Fotografer yang memiliki mata yang bagus akan mampu melihat bentuk wajah subjek foto dan mengunakan cahaya yang tepat. Di jalanan, fotografer yang bermata bagus dengan cepat dapat melihat adegan atau subjek foto yang menarik di kondisi jalan yang bising dan ruwet.

Saat memotret di pemandangan yang indah dan cahaya dengan warna-warna yang menarik, misalnya pantai saat matahari tenggelam, hampir setiap orang akan dapat mendapatkan foto yang menarik, terutama jika mengenal teknik dasar fotografi dan mengetahui cara mengunakan kamera dengan baik.

Tapi, tantangannya justru adalah saat cahaya dan pemandangan tidak seindah yang diharapkan. Di saat itu, fotografer yang memiliki mata yang bagus akan menghasilkan foto yang jauh lebih menarik.

Saya percaya bahwa 'good eye' bukan didapatkan dari lahir saja, setiap orang bisa mempelajarinya. Memang, ada orang yang lebih berbakat dan akan belajar dengan cepat, sedangkan ada yang butuh waktu lebih lama. Meskipun berbakat, perlu banyak belajar dan berlatih. Berbakat atau tidak, tanpa latihan dan pengalaman, hasil foto tidak akan sebaik yang diharapkan.



Caption: Foto ini saya buat di sebuah kampung nelayan di pinggir danau Tonle Sap di Kamboja. Di sini saya melihat hubungan antara satu anak dengan yang lain seperti menyusun garis diagonal. Juga memberikan kesan sequence (urut-urutan) dari anak yang berdiri di pinggir danau, masuk ke danau, berlari ke tengah dan kemudian berusaha menangkap ikan yang terpengkap di permukaan air danau yang tengah surut.

Mau konsultasi berbagai hal seputar fotografi? Kirim saja pertanyaan ke Klinik IT detikINET di link berikut.

Yuk, belajar fotografi, editing dan ikut tur fotografi dengan infofotografi.com.

Kamis, 28 Februari 2013

INILAH POTRETMU SENJA

Cerita seorang sahabat..

Pagi itu, klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 pagi, seorang pria berusia 70-an tahun datang untuk membuka jahitan pada luka ibu jarinya. Seorang perawat menyiapkan berkas dan memintanya menunggu. Alasannya para dokter masih sibuk. Si Kakek itu diperkirakan bisa ditangani dokter satu jam kemudian.

Pria sepuh itu tampak gelisah. Di mondar-mandir di ruang tunggu sembari sebentar-sebentar matanya tertumbuk melirik jam di tangannya.

"Bapak terburu-buru ya....?" tanya si perawat penuh iba. Pria itupun menyahut cepat.... "iya..."

Sejenak perawat itu berpikir perlu membantu pria yang sudah uzur tersebut. Dia berpikir pekerjaan untuk pasien ini tak terlalu sulit. Bisa dilakukan olehnya sendiri, tanpa harus menunggu dokter. Apalagi, dia masih punya banyak waktu luang untuk si kakek tersebut. Bergegaslah dia menghampiri salah satu dokter yang dinas hari itu di tengah kesibukannya. Pak dokterpun menyetujuinya.

Si Perawat akhirnya menangani si Kakek. Dan, adalah sepenggal percakapan saat perawatan.

"Kenapa bapak terburu-buru, apa ada janji lain?" tanya si perawat.

"Tidak... Saya hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama isteri saya," sahut Pak Tua enteng.

Kakek itupun bercerita, bahwa setiap dua hari sekali selalu menyempatkan makan siang bersama isterinya yang dirawat di rumah jompo. Sang isteri sudah dirawat di panti sejak beberapa waktu lalu, saat mulai mengidap penyakit Alzheimer.

"Apakah isteri bapak akan marah bila datang terlambat,' si perawat bertanya penuh ingin tahu.

"Isteri saya sudah tidak lagi mengenali saya sejak lima tahun terakhir," jawab si Kakek penuh percaya diri.

Sontak si perawat itu terkejut dan spontan terlontar dari mulutnya, "kalau isteri bapak sudah tidak mengenali lagi kenapa masih pergi ke sana ?"

Satu tangan si Kakek yang sedang tak dirawat, menepuk pundak perawat muda tersebut sembari tersenyum. 

"Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia bukan..."

Si perawat mendadak bungkam seribu bahasa. Matanya menatap si Kakek dengan berkaca-kaca. Rampung perawatan, si Kakek itupun berpamitan. Sementara si perawat tak bisa mengalihkan pandangannya ketika pria sepuh itu berlalu hingga tak terlihat lagi.

Sepenggal kisah ini betul-betul membuat perawat itu merinding. Cinta Kasih seperti itulah yang banyak didambakan semua orang dalam hidupnya.Cinta sesungguhnya tdk bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati  adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yangg tidak akan pernah terjadi.

Pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting: Orang yang paling  berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki. Hidup bukanlah  perjuangan menghadapi badai, tapi bagaimana tetap menari di tengah  hujan.

Jakarta, 28 Februari 2013

Selasa, 26 Februari 2013

"Teguran" di Hujan Rintik

Jakarta, Gading Griya Lestari, 29 Januari 2013.

Pagi itu mendung tampak menggantung di sekitar rumahku. Jadwal pagi itu menjemput anakku pulang sekolah pukul 10.00 WIB. Berangkat dari rumah setengah jam lebih awal. Kucomot helm dan kupasang di kepala. Kunci motor kucolok di kontak motor Pulsar Bajaj milikku. Jreennnnngggggg.... motor pun menyala, motor kesayanganku pun melaju.

Sepenggal perjalanan telah kulalui. Hujan rintik menggelitik saat berkendara. Kian lama, hujan kian tak bisa diajak kompromi. Aku memutuskan balik lagi ke rumah untuk berganti mobil. Motor kuputar haluan kembali ke rumah. Meski kian basah terguyur gerimis, badan tapi tidak kuyub. Kurang lebih 50 meter lagi sudah masuk kompleks rumahku.

Tapi tiba-tiba...... ciiiiittttttt.... rem mendadak kutekan. Sebuah mobil kijang yang seolah memberiku jalan untuk menyalip, mendadak memepet untuk melaju. Dan... roda motorku selip. Aku terjatuh ke arah kanan hingga dua kali badan menghantam ke tanah. Gedebummmm... Bahu menjadi penyangga tubuhku. Posisi jatuh yang tak lazim. Ya, aku jatuh di atas separator pembatas dua ruas jalan yang penuh rumput dan pepohonan. Sementara motorku terseret dan berhenti tak jauh dariku di atas aspal.

Aku dalam kondisi sadar dan bangun dari terkapar jatuh. Tanganku terasa susah diangkat. Satu tangan kugunakan mengangkat tangan kananku yang kebas. Sambil berdiri kulihat dua orang baik membantuku. Satu memapah berdiri, dan satu lagi mendirikan motor. Mereka tak tahu kalau aku kesulitan menggerakkan tangan dan langsung pergi. Tapi pertolongan merekan sungguh berarti, ketimbang pengemudi mobil sial yang langsung ngacir. Aku sendirian tergopoh susah meraih motorku. Ngilu terasa sakit di bahu lenganku. Motor kunyalakan dan melaju motorku hingga ke rumah yang berjarak sekitar lima menitan.

Saat perjalanan, aku melintas di depan seorang teman. Pagi harinya, dia berbincang di rumahku. Aku tersenyum menahan sakit untuk menyapanya. Dia sungguh tak tahu. Sampailah aku di rumah. Badan kini menjadi basah kuyub. Tangan kian sakit saat berusaha melepas bajuku. Kupegang tangan dan memar di sekujur bahu. Semua bengkak mengeras. Sial pikirku. Aku tak jadi jemput anakku. Kuminta ibunya yang mendampingi sekolah, pulang menggunakan kendaraan umum. Dan aku memutuskan tidak ke kantor hari itu, untuk memeriksakan ke dokter.

Setiap hari sudah tugasku mengantar dan menjemput anakku sekolah. Aku selalu menggunakan motor karena lebih lincah menyelip dan menyalip antrean mobil yang amat padat di rimba Beton Batavia. Apalagi bila anakku kesiangan bangunnya. Dan hari itu akhirnya aku harus menerima nasib, jatuh dari motor, saat hendak mengganti mobil karena hujan datang.

Begitulah kisahku di hari naas. Lalu selang kurang lebih sepuluh menit, isteri dan anakku tiba di rumah. Mereka melihatku terbaring di kamar hanya dengan hanya dibalut celana pendek. Sementara tangan dan bahuku penuh memar tanpa lecet. Aku tidak langsung ke dokter. Isteriku minta menunggu orang tuanya datang karena ingin mengantar ke rumah sakit. Maklum, ibu mertua seorang perawat. Jadi tidak mau anaknya salah jalan untuk mencari pengobatan.

Jam sebelas siang lebih sedikit semua sudah berkumpul. Mertua datang bersama kakak iparku. Betul-betul riuh seolah ada bencana besar. Kami kemudian berangkat ke RS Gading Pluit. Rumah sakit ini kupilih karena menanggung asuransi kesehatanku. Setiba di rumah sakit, aku langsung masuk IGD dengan tertatih-tatih. Perawat memintaku berbaring di bilik penanganan darurat. Dokter jaga datang. Diperiksa dan disuruh menunggu untuk rontgent. Aku susah bangun duduk untuk posisi rontgent. Petugas mengizinkanku sambil berbaring.

"Gakpapa, "katanya. Selesai rontgent, aku kembali ke bilik sambil didorong dengan pembaringan. Sesaat kemudian dokter memanggilku. "Bisa bangun jalan, ke ruang saya...."kata dia kusambut anggukan.

Di meja dokter tertempel foto hasil rontgent pada papan. Dokter menjelaskan kondisiku seperti dalam foto tersebut tidak ada masalah. Semua utuh dan kemungkinan hanya memar otot dan tulang.

"Syukurlah... semoga tidak apa-apa," kataku.. Lalu dokter memintaku datang lagi mengambil hasil analisa radiologi.

"Oh..ini kesimpulan dokter, bukan hasil analisa,"gumamku sembari menerima selembar amplop negatif film rontgent. Tapi dokter menyarankan konsultasi ke dokter ahli bedah tulang untuk kepastian hasil analisa radiologi. Aku pun menyahut cepat, "Baik dok, kalau gitu hasil rontgent ini ditinggal ya."

Sore hari pukul 17.00 WIB. RS Pluit Gading. Kuterima sodoran perawat selembar hasl analisa ahli radiollogi.

"Dicurigai ada fraktur dan soft tissues sweilling pada tulang skapula," begitulah nukilan tulisan kesimpulan paling bawah dari analisa tersebut.

Rupanya dugaan dokter awal memang kurang jitu. Namun sudah benar dia menyarankan konsultasi ke dokter ahli. Dan sore itu, aku memutuskan untuk menemui dokter ahli yang dinas malam itu. Dr. Hamdani.

"Patah Skapula dan pembengkaan jaringan lunak," kata dokter Hamdani sambil melihat-lihat foto rontgent milikku yang ditempel di dindingnya.

 "CT Scan ya seluruh bagian paru dan lengan ya... biar jelas letak dan bentuk patahannya..," lanjut dokter.

Malam itu juga aku ambil CT Scan dan esoknya hasil foto kuambil sekaligus kuserahkan ke dokter saat kontrol hari berikutnya. "Hmmm.. patah benar kan, kelihatan...," kata dokter sambil menunjuk foto skalpulla.


Dokter kemudian memberikan masukan untuk proses pengobatan dan penyembuhan. Satu pengobatan konservatif dan operasi dengan memasang pen pada tulang yang patah. Namun, dokter menganjurkan untuk konservatif, dengan mengkonsumsi obat dan vitamin, serta susu, selama proses pertumbuhan tulang normal selama enam bulan.

"Hah.... enam bulan dok," spontan aku menimpali dokter.

Bukan waktu yang pendek proses penyembuhannya... aku harus menggendong tanganku selama kurang lebih enam bulan.

Dokter kemudian memberikan penjelasan alasan tidak melakukan operasi. Tulang yang patah berada pada bagian yang dibungkus otot gerak dan syaraf penting bagi tubuh. Operasi memang bisa dilakukan, tapi amat beresiko. Proses operasi bakal lama dan ekstra hati-hati. Bila terjadi kesalahan bisa berakibat fatal...

"Jadi, pengobatan konservatif aja ya....," kata dokter kembali menawarinya. Kusambut saran itu dengan anggukan dan menyerahkan semua keputusan kepada dokter. Dalam hatiku, ternyata tak seperti yang banyak dikatakan banyak orang, kalau dokter selalu hantam kromo menyarankan operasi.

Akhirnya pilihan kuambil untuk mengikuti jalan medis. Aku yakin proses penyembuhan itu yang paling utama adalah keyakinan dari individu sendiri. Sehingga cukup kutampung saran banyak orang untuk diobati ke ahli patah tulang, seperti dukun, cimande, sensei, dan sebagainya.... Pertimbangannya cukup panjang. Hingga harus kulakukan riset dan wawancara tentang keduanya. Pilihan inipun bagian dari sebuah keyakinan dan pengetahuan.

Sebulan aku harus beristirahat di rumah atas perintah Pak Dokter. Aku minta untuk tetap bekerja, tapi hardikan Pak Dokter yang kuterima. Alasannya, tulangku itu tempat rawan gerak. Rasa bosan terus membelengguku. Bersyukur satu dua teman telah menghibur datang ke rumah. Mereka memberikan suasana baru di tengah aku harus teronggok dengan aktivitas menjemukan. Support dari pimpinan kantor, teman-teman dan handai tolan bergulir dari jejaring sosial dan telepon genggamku.

Hikmah pun kuambil, dengan istirahatku ini mungkin menjadi teguran buatku untuk lebih dekat dengan keluarga. Setiap hari, aku ditegur supaya tahu perkembangan dan keseharian istri dan anakku bila aku pergi bekerja. Disinilah sepenggal kisah yang sangat membuatku menitikkan air mata. Bahkan, ayahku dari kampung halaman pun tak ketinggalan datang ke Jakarta untuk menengok dan mengasuh anak-anakku. Inilah semangatku untuk sembuh cepat.

Sudah hampir sebulan berlalu. Tiga kali sudah aku bolak-balik ke dokter. Tangan sudah mulai membaik. Setidaknya, lengan dan bahu sudah mulai bisa kugerakkan, meski tetap harus digendong dan belum boleh untuk beban. Dokter juga mulai mengizinkan kembali beraktivitas, sembari terapi menggerakkan otot bahu yang lama beristirahat. Perjalananku masih panjang....

Get Well Soon bro... Thanks atensi dari keluarga, sahabat dan handai taulan semuanya......