Kamis, 13 Juli 2017

TERTUNDANYA BUNGAH MEMBUNCAH

NOMOR Antrian ini mungkin tak ada indahnya untuk sebuah foto status. Tapi nomor antrian inilah yang membuatku bungah. Dada berdebar kencang lantaran duit cash lumayan bakal menebalkan dompet di kantong. Apalagi ketika duit makin tiris memasuki tengah bulan.

Kertas ini kuambil dari mesin nomor antrean Kantor BPJS Ketenagakerjaan Rawamangun, Jakarta Timur. Aku sedikit lega saat datang melihat orang mengantre hanya terhitung jari tangan.

Bagaimana tidak lega, aku datang siang bolong kisaran jam 12.00 WIB. Dalam bayanganku bakal penuh berjubel karena seorang teman mengingatkan datang subuh agar bisa di barisan depan. 

Hari itu aku juga diselamatkan cara pendaftaran online. Pak Satpam di depan kantor sempat menyuruhku pulang karena penarikan BPJS baru dibuka lagi besoknya. Tapi saat kujelaskan melalui online dan dokumen lengkap, Pak Satpam mengantarku masuk dan mengambil nomor antrean.

Ya. Itulah awal mula rasa bungahku membuncah. Awal ketika lolos lapis demi lapis pintu untuk mencairkan 10 persen dana Kepesertaan 10 Tahun, BPJS Ketenagakerjaan.

Ting tong... (bunyi pengeras suara), "Nomor Antrean A026 silakan ke loket Dua"..

Aku yang datang sumringah disambut hangat. Senyum si embak customer service - namanya aku lupa - , menyambutku dan menambah cair suasana. Nomor antrean kusodorkan untuk diambil dan disimpan.

Semua dokumen kuserahkan sesuai persyaratan yang dibutuhkan. Satu per satu diteliti tanpa ada masalah berarti. Si embak kemudian memintaku mengisi nomor rekening dan nama bank. 

Dengan semangat 45 aku torehkan di kertas. Saat menulis, si embak merapikan dokumen sembari berkata," setelah ini saya jelaskan hitung hitungan pajaknya ya pak... sudah tahu?" Akupun menjawab enteng sembari menyodorkan tulisan yang dia minta, "belum."

Disinilah semua bungah yang sumringah mendadak pupus sudah. Tatkala perempuan itu menjelaskan tentang hitung hitungan tanggungan pajak jaminan hari tua.

Ada dua macam potongan pajak, yakni potongan pajak tetap dan potong pajak progresif. Potongan pajak tetap diberikan untuk pengambilan penuh atau 100 persen bagi tenaga kerja yang sudah pensiun. Besarnya 5 persen. Syaratnya tidak pernah mengambil sama sekali selama masa kerja berjalan.

Nah untuk yang progresif inilah yang membuat jantungku sejenak berhenti. Aku yang tadinya senang bakal mendapat uang, malah dibuat berpikir ulang. Progresif dikenakan untuk klaim yang aku ajukan kategori kepesertaan 10 tahun untuj 10 persen dana.

Kesan awalnya memang enak. Setelah 10 tahu kepesertaan BPJS, kita boleh mengambil dana 10 persen. Inilah yang iseng iseng ingin aku ambil buat nebelin kantong di tengah bulan.

Alih alih itu, pajak yang harus kutanggung kelak membuat rugi membengkak. Pajaknya dikenakan bertahap sesuai angka simpanan akhir di masa pensiun. Saat pengambilan memang tidak kena pajak. Tapi saat pengambilan penuh akan diakumulasi semuanya. 

Pada simpanan kurang dari 50 juta akan dikenakan 5 persen, lalu pada simpanan 50 - 250 juta akan dipotong 15 persen, lalu 250 - 500 juta.. naik lagi dan seterusnya... Jadi kalau simpanan akhir tembus angka 400 juta misalnya, ya tiga potongan pajak itu akan diakumulasi.

Gede kan?? Gimana nggak bengong dan jantung mendadak macet. Lah yang diambil gak seberapa, nanti pas akhir pensiun potongannya banyak. 

"Jadi gimana Pak, apakah mau dilanjut?" kata si embak.

"Pinter juga ya aturan ini dibuat kesannya menyenangkan, tapi sebenarnya mencekik," timpalku. Perempuan itupun menjawab dengan senyuman. "Kalau tidak penting amat dan ada cara lain untuk menutup kebutuhan uang, ada baiknya dipikirkan ulang, pak." 

Tanpa pikir panjang, aku batalkan pengajuan klaim tersebut.

Kecewa. Pastinya. Tapi itu tak sebanding dengan pengetahuan yang kuterima dari seorang customer service itu. Toh aku memang tak terlalu kepepet untuk ambil uangnya. Aku hanya kepincut kisah seorang teman yang sudah berhasil memboyong duit klaim ini. Kisahnya, memang dia bercerita indahnya. Maklum saja, dia memang butuh duit. Jadi barangkali tak peduli dengan potongan pajak tersebut. 

Kuambil lagi semua dokumen. Kumasukkan ke dalam tas. Aku berpamitan dengan si embak dan pak satpam yang menyambutku di awal. Hujan rintik mengguyurku saat melenggang keluar kantor para pensiunan itu. Basah dan mendung justru membuatku teduh dan tenang. 

Rezeki sudah ada yang mengatur. Rezeki juga tidak akan pernah tertukar... Biarlah yang ini kelak untuk hari tua.. 

Rawamangun, Selasa 110717.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar